Activity

  • Stuart Westermann posted an update 2 years, 5 months ago

    Sebab, harganya lebih mahal dibandingkan kelapa biasanya, kelapa jenis ini punya keunggulan. Daging buahnya tebal dan empuk, juga mudah terlepas dari tempurung. Namun, memiliki kadar air kelapa yang sedikit.

    Kelapa kopyor terbentuk akibat adanya proses genetik. Pertanian Ada kelainan genetik pada individu tanaman itu, yang menyebabkan tidak melekatnya daging buah pada tempurung kelapa.

    Pembibitan benih kelapa kopyor dikembangkan melalui sistem kultur jaringan. Sehingga, pengembangan bibit kelapa kopyor masih sangat terbatas.

    Keunggulan inilah yang membuat Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) tertarik untuk membudidayakannya. Nampaknya UMP menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki perkebunan kelapa khusus kopyor tersebut.

    Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Biologi S1 UMP, Prof. Sisunandar menggagas ide kelapa kopyor yang kini dikembangkan UMP, merupakan temuannya. Saat ini, dia telah berhasil mengembangkan klapa kopyor hibrida melalui sistem pengembang-biakkan kultur jaringan.

    Menurutnya, penelitian mengenai pengembangan kelapa kopyor sebenarnya mulai ditekuni sejak tahun 2008 dalam desertasinya di Australia. Namun baru pada pada 2008, mulai meneliti kelapa kopyor, dan baru berhasil tahun 2012.

    Sisunandar mengaku tertarik mengembangkan kelapa kopyor, karena merupakan salah satu plasma nutfah unggul yang bernilai ekonomi tinggi. Dengan pengembangan bibit kepala kopyor, diharapkan kesejahteraan petani juga semakin meningkat.

    “Selama ini kelapa kopyor alami hanya satu dua buah di satu pohon kelapa. Bahkan dalam satu pohon, belum tentu ada yang kopyor. Namun pohon kelapa yang dikembangkan UMP mampu menghasilkan kelapa yang seluruhnya kopyor. Kelapa ini bisa dipanen 20 hari sekali,” ujar Sisunandar.

    Pria yang dijuluki sebagai profesor kelapa kopyor ini karena bisa mengembangkan pohon kelapa yang seluruh buahnya kopyor. Menurutnya, dalam kondisi normal, tidak ada seluruh buah kelapa kopyor semua.

    Dalam satu pohon hanya ada satu atau dua yang kopyor. Dia menggunakan bioteknologi melalui kultur jaringan untuk menciptakan seluruh buah dalam satu pohon kelapa kopyor semua.

    “Pengembangan kelapa kopyor dimulai dalam laboratorium, setelah sebelumnya mengambil kentos. Membutuhkan waktu selama satu tahun di laboratorium. Dari sana dipindah ke greenhouse selama setahun untuk dapat dilepas menjadi bibit. Prosesnya cukup panjang dan lama,” jelas doktor lulusan University of Queensland, Australia itu.

    Pengembangan kelapa kopyor dilakukan secara intensif sepulang dari Australia tahun 2008. Sisunandar mengkultur embrio dengan mini growth chamber. Teknik itulah yang berhasil untuk menginduksi akar dan mengadaptasikan benih kelapa kopyor hasil kultur jaringan secara langsung.

    Tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen dengan metode ex vitro rooting. Metode tersebut dapat mengadaptasi benih yang berasal dari empat kultur kelapa secara langsung dengan keberhasilan tinggi.

    Baik benih tanpa akar maupun bibit yang telah memiliki akar mampu berhasil diaklimatisasikan. Tahun 2012 menjadi penentu keberhasilkan kultur jaringan kelapa kopyor.

    Di kebun Science Techno Park milik UMP tersebut, dia menanam pohon kelapa pada areal 6 ribu meter persegi.

    Pohon kelapa yang ditanam berasal dari keturunan pohon kelapa asal Banyumas, Pati, Lampung, dan Madura. Ada beragam jenis kelapa kopyor dari masing-masing daerah.

    Dari Banyumas ada empat jenis kelapa kopyor yaitu green dwarf, pink hust dwarf, tall dan yellow dwarf. Sedangkan dari Pati ada kopyor pati yellow dwarf, kopyor pati green dwarf, kopyor pati brown dwarf, dan kopypor pati orange dwarf.

    Rektor UMP, Jebul Suroso mengatakan, budi daya kelapa kopyor kini terus dikembangkan. UMP akan berencana akan menambah luas lahan untuk perkebunan kelapa jenis ini.

    Hortikultura “Kita juga melakukan kerjasama dengan Pemkab Cilacap dan menyusul kabupaten yang lain, sehingga luasan perkebunan kelapa kopyor semakin bertambah dan semoga bisa bermanfaat bagi bangsa ini,” ujar Jebul.

    Video terkait: